Jumat, 07 Oktober 2016

Gaya Kepemimpinannya Menjadi Contoh Daerah Lain Di Kabupaten Bone, Ini Sosok Pemimpin Yang Selalu Mengayomi Dan Dekat Dengan Masyarakat






WTBnews -  Kepala Desa (Kades) adalah ujung tombak pelayanan Pemerintah Kabupaten. Kepala Desalah yang paling dekat dengan rakyat dan bisa berhubungan langsung dengan rakyat. Karena itu Kepala Desa harus bersedia merelakan waktunya untuk melayani rakyat dengan sungguh-sungguh.
   Di mata Kepala Desa Paccing, Kecamatan Patimpeng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Andi Fadli Nur, figur pemimpin yang baik adalah mau dekat dengan masyarakat, melihat dan mendengar kesusahan masyarakat sekaligus membantu masyarakat yang tengah mengalami kesusahan.
   Pria kelahiran Paccing Bone,  menyayangkan jika ada pemimpin yang menjabat sebagai kepala daerah seperti kepala Desa malah menjauh dari masyarakatnya. ”Saya tidak bisa jauh dengan masyarakat, karena habitat saya di situ. Saya selalu menjalin komunikasi dengan masyarakat. Kewibawaan kita sebagai pemimpin justru semakin tinggi di mata masyarakat jika kita selalu berada di tempat dan selalu berkomunikasi dengan masyarakat,”.
   Kedekatannya dengan masyarakat itulah yang membuatnya berhasil meraih ke­menangan dalam pilkades serentak jilid pertama dikabupaten Bone pada 2015 lalu dimana mengantarkannya menjadi orang nomor satu di Desa Paccing Kecamatan Patimpeng.
   Apa yang dilakukan Andi Fadli Nur atau yang akrab disapa Andi Fade  ini memang terbilang luar biasa. Ketika awal menjabat sebagai Kepala Desa Paccing, beberapa perubahan nampak jelas dimata masyarakat terutama yang pertama beliau lakukan adalah pendekatan terutama menggerakkan para pemuda di Desa tersebut ke hal-hal positif seperti dibidang olahraga dan lain-lain.

Senin, 03 Oktober 2016

Beda Generasi Beda Prestasi, Antara Era Keemasan Sepak Bola tahun 1990-2000 dan Era Transisi Generasi Muda Arallae



WTBnews –   Arallae adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone Sul-sel yang mempunyai segudang prestasi terutama sepakbola di era 2000an. Jika berbicara Sepakbola, maka Arallae menjadi perbincangan hangat para pecinta bola dikecamatan Kahu karena memiliki susunan pemain yang mematikan. Tahun 2000an merupakan era ke emasan sepakbola Arallae, Arallae mampu bersaing bersama team-ream top yang ada di Kabupaten Bone maupun Kabupaten Sinjai.
 Dengan skuat rata-rata yang dimiliki seperti kiper legendaris Arallae Munir yang memiliki keahlian khusus yang bisa salto belakang bahkan mempunyai pergerakan tersembunyi yang bisa melukai lawannya tanpa kelihatan pengadil lapangan, dengan keahlian yaang dimilikinya lawan selalu takut berduel dengan kiper ini, dilini belakang Fandi dan Arkam, diikuti lini tengah ada Sofyan, Uppi Adam, dan Ulano, ulano sendiri mempunyai selebrasi yang mampu membuat pemain lawan terkecoh dengan gocekannya, dilini depan ada Nasir yang memiliki kecepatan kilat dan tak tertandingi di eranya, dan terakhir penyerang yang fenomenal yang memiliki tendangan keras yang mampu merobek jala-jala gawang yaitu Andi Bustang. Skuat maut Arallae juga didukung dengan financial dari manager seperti Alm.Umar Appa, Andi Jihad yang juga menjabat Kepala Desa pada saat itu, dan terakhir H.Amir.
Setiap turnamen yang dilaksanakan terutama di Kecamatan Kahu maupun ditingkat Kabupaten Arallae selalu ikut serta, terutama setiap diadakannya turnamen agustusan yang diadakan di Kelurahan Palattae, Arallae selalu menjadi kandidat favorit untuk juara dan diikuti pesaing terberatnya Palakka dan Pasaka.

Ditangan Manager Muda Arallae Bersama Team 357 Fc, Dan Menanti Kebangkitan Sepakbola Arallae Setelah Era keemasan


WTBnews – Terlepas era ke emasan sepakbola Arallae di tahun 1990-2000an, kini Arallae menjadi team medioker atau team papan bawah di Kecamatan Kahu, bahkan team-team yang tidak diunggulkan dapat mengalahkan Arallae disetiap turnamen. Banyaknya masalah di internal juga mempengaruhi team ini, terutama juga skil skil pemainnya yang tidak bisa bersaing dengan pemail lain juga ikut mempengaruhi ditambah dukungan dari pemerintah setempat juga dianggap kurang sehingga nama besar Arallae perlahan juga ikut pudar dikalangan pecinta Bola.
            Nama-nama besar seperti Celanae dkk tidak mampu mengangkat team ini bersaing dengan team-team lain, bahkan generasi kedua yang dimiliki Arallae terpecah belah sehingga persatuan disepak bola yang dikenal mempunyai skuat maut di era 1990 sampai 2000an ini tak mampu move on.
            Perlahan tapi pasti, pembinaan usia dini kini mampu sedikit mengangkat nama besar Arallae di sepakbola, salah satu manager muda Aralae Rahmat dan taufik atau bisa disebut ALTIN bersaudara  yang juga pengusaha muda juga penggila bola dengan senang hati dan tak segan-segan mengeluarkan biaya banyak untuk mengembalikan kejayaan Arallae,bahkan kini Arallae mampu meraih  banyak trofi terutama di Futsal maupun Bola mini bahkan Arallae bisa dikatakan Rajanya trofi sepak bola mini di Kecamatan Kahu dan daerah Bone Selatan.
            Ditangan manager muda ini Altin bersaudara dengan teamnya 357 Arallae Fc dengan skuat pemain lokal Arallae 100%, maka harapan besar akan kebangkitan sepakbola Arallae menjadi hidup lagi. Kebangkitan sepak bola Arallae harus didukung disemua lini, baik pemerintah setempat maupun seluruh pemuda dan warga Arallae, agar nantinya Arallae kembali kejalur semestinya yaitu penguasa Kahu.

Minggu, 25 September 2016

Menjelang Pilkades Serentak jilid II di Kabupaten Bone, Gesekan Mulai Terjadi di Kecamatan Sibulue Dan Beberapa Daerah



WTBnews - Diduga tersinggung dan sakit hati setelah dibilangi miskin dan bodoh, seorang bakal calon Kepala Desa (Balon Kades) di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan tega menganiaya salah satu pendukungnya hingga nyaris tewas ditangannya.  Akibat ulahnya, Balon Kades Desa Cinnong, Kecamatan Sibulue yang diketahui bernama Hermansyah 45 tahun itu ditangkap oleh pihak Kepolisian setempat. Sementara korban yang diketahui bernama Sultan 30 tahun, dilarikan ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan perawatan.

       Kronologis penganiayaan itu berawal dari pertemuan keduanya di rumah kerabat korban, saat itu pelaku dan korban terlibat adu mulut, dimana korban meminta pelaku untuk mundur dari pencalonan sebagai Kades lantaran dinilai miskin dan bodoh. Pelaku yang tersinggung dengan perkataan korban, kemudian pulang ke rumahnya dan mengambil sebilah golok (Parang), kemudian mendatangi rumah korban dan langsung melakukan penganiayaan dengan cara memarangi korban pada bagian kepala, punggung dan bagian lengannya.

      Usai menganiaya korban, pelaku langsung kami amankan bersama barang buktinya. Dari hasil pemeriksaan sementara penganiayaan tersebut dipicu karena malu dan sakit hati.

Selasa, 06 September 2016

Uang Panai, Antara Gengsi Dan Sakralitas Pernikahan Bugis-Makassar

WTBnews -    Masyarakat Bugis-Makassar memiliki adat dan tradisi tersendiri dalam hal pelaksanaan perkawinan/pernikahan, yaitu adanya kewajiban dari pihak mempelai laki-laki untuk memberikan uang panaik. Sebagai hukum adat, uang panaik menjadi keharusan dalam tradisi perkawinan Bugis-Makassar. Sebagaimana yang diutarakan oleh Prof. H. Hilman, yang menganggap hukum adat akan dibawa dan dipraktekkan dalam kehidupan bermasyarakat. “Hukum adat adalah aturan kebiasaan manusia dalam hidup bermasyarakat. Kehidupan manusia berawal dari berkeluarga dan mereka telah mengatur dirinya dan anggotanya menurut kebiasaan, dan kebiasaan itu akan dibawa dalam bermasyarakat dan negara,” tulisnya dalam buku ‘Pengantar Hukum Adat’, 1989.
Namun, uang panaik belakangan menjadi term yang santer dibicarakan di kalangan anak-anak muda keturunan Bugis-Makassar. Betapa tidak, nilai nominal tinggi yang dipengaruhi berbagai faktor, membuat uang panaik dianggap sangat memberatkan. Meski, tak sedikit pula yang menilai tradisi uang panaik itu harus ada, beradaptasi dengan kebutuhan.

Uang Panaik Bukan Mahar
Uang Panaik berbeda dengan mahar pernikahan, uang panaik adalah sejumlah uang yang wajib diberikan oleh calon mempelai laki-laki kepada calon mempelai perempuan yang akan dipergunakan untuk kebutuhan resepsi pernikahan. Sedang mahar adalah sebentuk harta yang dipersembahkan pada calon mempelai perempuan. Jumlah uang panaik dianggap sebagai ukuran penghormatan dan simbolisasi cinta kasih seorang lelaki pada calon isterinya. Di sisi lain, orang tua si perempuan menetapkan nominal uang panaik sebagai simbol kehormatan keluarganya.
Besarnya uang panaik bagi pihak keluarga perempuan akan menentukan seberapa meriah, besar, dan megahnya sebuah pesta pernikahan. Dengan begitu, diharapkan prestise keluarga akan turut terdongkrak. Tapi, hal-hal di atas mendapat perlawanan argumentasi normatif. Mereka yang merasa terbebani dan menganggap uang panaik terlalu transaksional secara materil, mengatakan bahwa keutamaan penghormatan terletak pada bagaimana kedua belah pihak berusaha untuk saling menghargai, menutupi kekurangan, dan menghindari potensi keretakan hubungan. Bukan pada uang panaik yang bernilai hingga ratusan juta rupiah.
Terakhir, kita mesti mengetahui bahwa yang menentukan besaran angka uang panaik untuk seorang perempuan pada sebuah keluarga, yakni pemimpin keluarga atau keluarga yang dituakan dengan pertimbangan yang matang. Bukan ditentukan oleh pribadi perempuan bersangkutan.

Fakta-fakta tentang nilai uang panaik:
Penilaian awam selalu menempatkan perempuan sebagai pihak yang salah bila rencana pernikahan gagal karena tingginya uang panaik. Dalam hal ini, pihak laki-laki mesti adil menilai diri sendiri, bahwa pihak perempuan ingin melihat usaha dan keseriusan membangun rumah tangga bersama perempuan yang dikasihinya.
Uang panaik yang tinggi dianggap pula jadi dasar pertimbangan yang kuat bila pasangan suami isteri Bugis-Makassar berniat mengandaskan bahterah rumah tanggannya. Hal tersebut berlaku pada kedua belah pihak.
Uang panaik bukan mahar, jadi sifatnya bukan sebagai pemberian wajib mutlak untuk wanita yang akan dinikahi, melainkan sebagai hadiah untuk mempelai wanita dan juga uang panaik tidak dijadikan sebagai tolak ukur sukses tidaknya sebuah pesta perkawinan.
Tidak menjadikan uang panaik sebagai penghalang akan terlaksananya niat suci seorang laki-laki yang akan menikah dengan wanita yang benar-benar ia cintai.

Camat Bontocani Klarifikasi Suara Dentuman di Bontocani Bukan Pesawat Jatuh Maupun Gempa Bumi



WTBnews - Warga di Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone dihebohkan bunyi dentuman dari udara, Selasa (6//9/2016) sekitar pukul 11.00 Wita
Dentumannya yang begitu keras sempat membuat bergetar kantor camat Bontocani kurang lebih 30 detik. Hal itu disampaikan oleh Camat Bontocani bapak Ibrahim.
Menurut Ibrahim, kejadian di langit Desa Bana, sekitar tujuh kilometer dari Kantor Kecamatan Bontocani.
Bunyi dentuman atas manuver Sukhoi biasa disebut dentuman sonik atau "sonic boom."
"Sonic boom," menurut berbagai sumber, adalah gelombang kejut di udara yang dapat ditangkap telinga manusia.