Kamis, 24 Oktober 2019

Jangan'ki Pernah Berhenti Tersenyum


  
Hari ini. Masih sama dengan hari kemarin. Mengharapkan akan mendapatkan suatu keajaiban di esok pagi. Aku tidak mengharapkanmu bisa jadi miliku lagi, tapi cukup dengan dipagi hari itu aku bisa membuka hari dengan melihat senyumanmu yang tertuju manis kepadaku.

    Yah, kalau bicara tentang senyuman. Senyumanmu yang bisa membuatku tenang, tenang setenang air yang tidak bergelombang. Di senyumu seakan mengisyaratkan kepada diriku untuk selalu membalas senyum mu dan berkata ” semoga hari ini kamu bisa bahagia dengan senyumanmu itu ya, Puang Fin ” . Tapi keberanianku luput begitu saja, sirna seperti api lilin yang ditiup begitu saja. Entah bagaimana aku bisa mengungkapkan perasaan yang mungkin telah lama membelengu di dasar hati ini.

   Mungkin kita tidak pernah dekat, tapi disini aku masih selalu memperthatikan dirimu. Walaupun tak banyak yang tau bahwa diriku sesungguh nya (...sengaja dikosongkan...). Senyumanmu itu lebih dari berharga. Bisa memikat hati banyak orang dan bisa membuat orang terlena, sama hal nya yang terjadi padaku. Aku merindukan senyuman manismu yang selalu kamu berikan kepadaku disepanjang hari. Walaupun suatu saat nanti, aku tidak dapat memperhatikan kamu dari sini lagi. Aku cuman meminta satu permintaan yang sederhana kepadamu. Jangan hapus senyum manismu itu.

Sabtu, 09 Maret 2019

Aku Memilih untuk Sendiri Daripada Bersama dengan Orang Salah


WTBnews - Orang-orang bertanya, Valentine's Day kemarin aku menghabiskanya dengan siapa. Dengan tenang aku menjawab, tidak dengan siapa-siapa. Kemudian orang-orang seolah-olah memandangiku dengan sedih, seakan-akan aku pasti sedih karena tidak punya pasangan saat Valentine's Day kemarin. 
   Tapi itu suatu kesalahan besar. Aku tidak sedih, justru sebaliknya. Aku bukan tidak punya pasangan, tapi aku memilih untuk sendiri. Karena, aku merasa lebih baik aku sendiri daripada harus bersama dengan orang yang tidak kucintai.Sumber Gambar: favim.com
   Banyak orang yang memutuskan untuk bersama dengan seseorang hanya karena ia tidak mau sendiri. Tapi itu bukan aku. Sejujurnya, aku dulu juga begitu. Aku akan menerima seseorang, hanya karena aku takut aku akan sendirian, tapi ini bukanlah cinta. Aku menerima seseorang, karena aku mendengar kata-kata orang lain agar aku tidak sendiri, tapi ini juga bukan cinta. 
   Hidup sendirian memang adalah hal yang menakutkan, tapi itu bukan hal yang terus-terusan buruk kok. Malah dalam pengalamanku, aku membutuhkan waktu sendirian agar aku memahami bagaimana rasanya mengapresiasi orang lain. Intinya, dengan membiarkan diriku sendirian, aku bisa belajar banyak hal dan jadi lebih dewasa.
   Banyak orang yang merasa karena ini Valentine's Day, kita nggak boleh sendiri. Atau ada yang bilang, karena kita sudah umur 25-an, kita nggak boleh sendiri. Harus sudah punya pasangan. Tapi yang namanya cinta nggak bisa dipaksa bukan? Dan aku akan tetap akan memilih untuk sendiri dan menunggu waktu yang tepat untuk cinta yang benar.umber Gambar: wallpaperscraft.com
   Dunia boleh bilang ini dan itu, tapi aku tetap tegar dalam pendirianku. Aku tidak akan merelakan hatiku untuk mendengarkan apa kata dunia dan apa kata orang. Aku juga tidak akan membiarkan ketakutanku mendikte hidupku. Aku akan menunggu dengan sabar karena aku yakin cinta yang benar itu pasti akan datang, di saat yang seharusnya. Dan saat hal itu terjadi, aku tidak akan menyesal telah mengambil pilihan ini.

Cepat Atau Tepat, Tergantung Prioritas.


WTBnews - Kalau sudah membahas soal pernikahan, masing-masing orang punya prioritas dan pertimbangannya sendiri. Terlebih perkara jodoh bisa penuh kejutan dan teka-tekinya masing-masing. Tapi kalau kamu disuruh memilih, mending menikah tepat atau menikah cepat?. Mungkin sepintas nggak ada bedanya ya antara menikah tepat dan menikah cepat. Tapi kalau kita bahas lagi lebih dalam, ada sedikit perbedaan dalam soal cepat dan tepat.
   Kalau cepat, bisa diartikan segala sesuatunya harus diburu secepat mungkin. Semakin cepat semakin baik. Apapun dilakukan agar semua berlangsung dengan benar-benar secepatnya. Jangan sampai ada yang terlambat, mengingat adanya tuntutan usia juga. Kedua belah pihak keluarga juga terus diminta untuk membantu soal pernikahan secepat mungkin.
   Kalau tepat, berarti tidak kurang dan tidak lebih. Waktunya benar-benar pas. Kamu dan calon pasangan sudah sama-sama siap lahir batin. Restu dari kedua belah pihak keluarga juga sudah di tangan. Persiapan pun sudah matang semua. Pernikahan yang dilangsungkan pun berada pada waktu yang benar-benar terbaik.
   Kalau kamu disuruh memilih, kamu lebih memilih menikah cepat atau menikah tepat?
   Iya sih kalau sudah menemukan pasangan yang sudah benar-benar klik dan cocok, pernikahan bisa dilakukan dengan cepat. Apalagi kalau kedua belah pihak keluarga sudah sama-sama memberi restu, maka mempercepat pernikahan bukan hal yang terlalu susah untuk dilakukan. Meski cepat-cepat, jangan sampai segalanya jadi tergesa-gesa. Sementara itu, kita semua pasti menginginkan segalanya berjalan tepat pada waktunya. Menikah pun kita pasti akan memilih waktu dan tanggal yang terbaik. Semua pertimbangan matang juga perlu diperhitungkan untuk memastikan tak ada satu pun yang terlewat. Dan ketika segalanya berjalan dengan tepat, maka perjalanan kita ke depannya akan melalui waktu yang terbaik juga.
   Eh tapi ada juga sih yang menikahnya cepat dan juga tepat. Maksudnya bisa menemukan jodohnya dengan cepat dan langsung mantap lahir batin. Sehingga bisa segera menemukan waktu yang tepat untuk melangsungkan pernikahan. Hm, masing-masing orang pastinya punya kisahnya sendiri terkait jodoh dan pernikahan. Cepat atau tepat, semoga pernikahan kita nantinya akan jadi momen paling istimewa seumur hidup ya Ladies. Membangun sebuah pernikahan jelas butuh perjuangan dan komitmen yang sangat kuat dari setiap pasangan.

Jumat, 02 November 2018

Semakin Tinggi Ilmu Seorang Wanita, Maka Semakin Sederhana Pula Penampilannya

WTBnews - Tahukah engkau bahwa seorang wanita yang tinggi ilmunya, maka semakin sederhana pula penampilanya, dan jika engkau merasa dirimu adalah seorang yang berilmu, koreksilah penampilanmu, sudah pantaskah dirimu dibilang seorang yang berilmu? 
Karena apa yang engkau kenakan, terlebih pakaian dan hijabmu akan mencerminkan siapa dirimu yang sebenarnya, meski tak selamanya identitas hatimu dapat dilihat dari penampilanmu. Tetapi alangkah lebih baiknya jika kau memantaskan apa yang engkau kenakan agar tidak berujung fitnah bagi yang melihat.


Wanita Berilmu Tidak Dilihat Dari Seberapa Mahal Pakaiannya, Tetapi Dilihat Dari Seberapa Bisa Ia Menyederhanakan Pakaiannya Dengan Ilmunya

Karena seberkelas apapun dirimu dengan ilmu yang engkau miliki, jika engkau tidak bisa menyederhanakan penampuilanmu dengan baik, maka engkau tak ubahnya dengan wanita yang tak berilmu, sebab wanita yang sebenarnya tahu batas-batas penampilan yang wajar menurut islam. 
Sebab, wanita berilmu tidak dapat dilihat dari seberapa mahal pakaian yang ia gunakan, tetapi dilihat dari seberapa bisa ia menyederhanakan pakaiannya dengan ilmu yang dimilikinya. 


Wanita Berilmu Tidak Dilihat Dari Seberapa Lebar Hijabnya, Tetapi Dilihat Dari Seberapa Bijak Ia Dalam Berhijab

Wanita berilmu tidak dilihat dari seberapa lebar hijab yang ia kenakan, tetapi dilihat dari seberapa bijak ia dalam berhijab, karenaa takkan sempurna hijab seorang wanita, jika tidak bisa membenahi hatinya untuk siapa ia berhijab dan karena apa ia harus berhijab. 
Dan sebagai wanita yang berilmu tentu engkau harus tahu akan hal itu, agar berhijabmu tidak hanya sekedar berhijab, tetapi bisa menjadikanmu lebih baik dan lebih sempurna.


Wanita Berilmu Tidak Dilihat Dari Seberapa Banyak Hiasan Yang Ia Pakai, Tetapi Dilihat Dari Seberapa Bisa Ia Memakai Ilmunya Untuk Hiasan Diri

Wanita berilmu tidak dilihat dari seberapa banyak hiasan yang ia pakai, tetapi dilihat dari seberapa bisa ia memakai ilmunya untuk hiasan diri. Karena tak jarang wanita yang menyatakan dirinya berkelas karena ilmu yang ia miliki, mengubah penampilan dan menghias dirinya agar nampak berkelas. 
Padahal berilmu itu tidak dilihat dari seberapa berkelas dirinya dengan perhiasan yang serba keceh, tetapi dilihat dari seberapa bisa ia menghiasi dirinya dengan akhlakq mulia melalui ilmu yang telah ia miliki.


Wanita Berilmu Tidak Dilihat Dari Seberapa Berkelas Penampilannya, Tetapi Dilihat Dari Seberapa Bijak Ia Berpenampilan Dengan Ilmunya

Wanita berilmu tidak dilihat dari seberapa berkelas penampilannya, tetapi dilihat dari seberapa bijak ia berpenampilan dengan ilmnya. 
Karena seberkelas apapun penampilanmu tidak akan menjadikanmu lebih baik, jika dirimu tak mampu bijaksana dalam bersikap dan berprilaku dengan ilmu yang engaku miliki.


Wanita Berilmu Tidak Dilihat Dari Seberapa Pintar Ia Memoles Wajah, Tetapi Dilihat Dari Seberapa Pintar Ia Menyembunyikan Wajahnya Dengan Ilmunya

Wanita berilmu tidak dilihat dari seberapa pintar ia memoles wajah, tetapi dilihat dari seberapa pintar ia menyembunyikan wajahnya dengan ilmunya.
Karena wanita berilmu yang sebenarnya adalah wanita yang bisa menyederhanakan kecantikannya dengan dengan terus bersifat malu, sehingga iapun terjaga dari fitnah sebab ilmu yang selalu menjadi pengendali hatinya untuk terus menyembunyikan wajah dari mata laki-laki yang bukan muhrim.


Senin, 15 Januari 2018

Uang Panai, Dari Tradisi Menjadi Ajang Adu Gengsi. Semakin Tinggi Uang Panai, Semakin Mewah Pestanya


WTBnews - Tahun sudah berganti, tapi ada satu perbincangan yang tidak pernah berlalu, masih saja terus jadi topik perbincangan hangat di mana-mana, hal yang cukup menarik perhatian terkhusus bagi para jejaka-jejaka di luaran sana, sampai-sampai dijadikan topik perbincangan di salah satu stasiun televisi lokal di Makassar, tidak hanya itu, juga dibuat film dan diperankan oleh orang-orang Makassar.

UANG PANAI adalah Adat Istiadat
   Di Sulawesi Selatan, satu hal yang menjadi ciri khas dalam pernikahan yang akan dilangsungkan adalah uang naik atau oleh suku Bugis-Makassar disebut uang panai’. Uang panai’ adalah sejumlah uang yang diberikan oleh calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita yang merupakan bentuk penghargaan dan realitas penghormatan terhadap norma dan strata sosial. Tapi jangan menganggap uang panai’ sudah termasuk mahar yang diberikan calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita. Uang panai’  adalah sebagai uang adat namun sudah dianggap sebagai kewajiban dengan jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak atau keluarga.
   Sebenarnya adat seperti itu bukan hanya milik orang Bugis-Makassar, tapi ada juga yang serupa di suku Nias, Banjar dll, namanya “Jujuran”. Di tempat lain ada juga yang menyebutnya dengan “seserahan”. Adat ini sudah ada jauh sebelum agama Islam masuk ke Indonesia.
   Uang panai’ untuk menikahi wanita bugis-makassar terkenal tidak sedikit jumlahnya. Tingkat strata sosial wanita serta tingkat pendidikannya biasanya menjadi standar dalam penentuan jumlah uang untuk melamar, Misalnya saja si perempuan adalah lulusan SMA, maka uang panai yang harus di berikan oleh pihak mempelai laki-laki ke pihak mempelai perempuan adalah sejumlah 35 juta rupiah, lain halnya jika si perempuan lulusan S1, maka uang panai yang harus diberikan adalah sejumlah 50 juta rupiah, nah, bagaimana kalau si perempuan lulusan S2 plus haja plus cantik plus kaya plus keturunan darah biru pula, hemmmmm….harus bayar berapa yah??? 
   Dalam menentukan sebra phak memerapa besar uang panai dan mahar yang akan diberikan, pihak keluarga (saudara ayah atau ibu), memiliki pengaruh yang cukup penting dalam pengambilan keputusan. Tidak jarang, dalam menentukan jumlah uang panai terjadi perdebatan yang alot hingga akhirnya terjadi kesepakatan antara pihak mempelai perempuan dan pihak mempelai laki-laki.
   Jika jumlah uang naik yang diminta mampu dipenuhi oleh calon mempelai pria, hal tersebut akan menjadi prestise (kehormatan) bagi pihak keluarga perempuan. Kehormatan yang dimaksudkan disini adalah rasa penghargaan yang diberikan oleh pihak calon mempelai pria kepada wanita yang ingin dinikahinya dengan memberikan pesta yang megah untuk pernikahannya melalui uang panai’ tersebut.
   Bagi pria lokal atau yang juga berasal dari suku bugis-makassar, memenuhi jumlah uang panai’ juga dapat dipandang sebagai praktik budaya siri’, jadi wanita yang benar-benar dicintainya menjadi motivasi yang sangat besar untuk memenuhi jumlah uang panai’ yang di syaratkan. Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang berasal dalam diri manusia dalam hal ini untuk memenuhi jumlah uang panai’, yang akan kemudian mempengaruhi cara bertindak seseorang. Dengan demikian, motivasi kerja akan berpengaruh terhadap performansi nya dalam bekerja.

UANG PANAI dari Tradisi menjadi Gengsi
   Jika kita melihat realitas yang ada saat ini, arti dari uang panai’ ini sudah bergeser dari arti yang sebenarnya. Uang panai’ sudah menjadi ajang gengsi atau pamer kekayaan, padahal yang kaya itu bukan mempelai laki-lakinya tetapi yang kaya adalah orang tua si lelaki. Nah, terkhusus untuk ukhti fillah, “jangan mencari lelaki yang kaya, tetapi carilah lelaki yang berpotensi menjadi orang kaya”, begitu katanya Pak Mario Teguh.
   Dan ada juga karena gengsi, sebagian pihak laki-laki yang untuk memenuhi jumlah permintaan uang panai’ tersebut, calon mempelai bahkan harus berhutang. Naudzubillah…….. 

UANG PANAI jadi Bukti Keseriusan
   Tidak jarang uang panai dijadikan sebagai ajang pembuktian keseriusan oleh pihak mempelai perempuan kepada mempelai laki-laki. Bukti keseriusan itu terjawab ketika berapun besarnya uang panai yang diminta oleh pihak mempelai perempuan, tanpa berpikir panjang, pihak laki-laki langsung menyetujuinya.
   Sahabat fillah, bagaimana pendapat kalian mengenai adat istiadat uang panai ini? Pasti ada pro dan yang kontra dong yah.
   Kalau saya pribadi “Dan berikanlah mahar (maskawin) kepada perempuan yang kamu nikahi sebagai pemberian yang penuh kerelaan.” [ QS. An-Nisa : 4 ], “Di antara kebaikan wanita adalah mudah meminangnya, mudah maharnya dan mudah rahimnya.”

Rabu, 03 Januari 2018

Predikat Peraih ODF (Open Defecation Free) Dengan Nilai Sempurna, Desa Arallae Salah Satu Yang Terbaik di Kecamatan Kahu.



   WTBnews – Satu lagi Desa berprestasi di Kabupaten Bone. Terbaru, Desa Arallae unjuk gigi. Wilayah yang masuk Kecamatan Kahu itu berhasil meraih penghargaan Odf (Open defecation free) atau Desa dengan perilaku hidup bersih dan sehat dengan penilaian sempurna. Tim penilai yang berasal dari Kabupaten memberikan penilaian tertinggi untuk Desa Arallae karena dianggap serius ingin menjadikan masyarakat atau warga Arallae berprilaku hidup bersih dan sehat.




   Kesuksesan meraih penghargaan Odf (Open defecation free) atau Desa dengan perilaku hidup bersih dan sehat dengan penilaian sempurna, tidak lepas dari peran semua warga Desa Arallae. Bukan persiapan sembarangan, jauh-jauh hari, semua lapisan masyarakat dan perangkat Desa bersatu turun tangan. Hal ini terlihat mulai dari utara timur barat dan selatan Arallae bergerak bersama-sama. Dan terbukti, persiapan yang matang dengan waktu berbulan-bulan membuahkan hasil yang maksimal. Hal ini berbanding terbalik dengan beberapa Desa di Kecamatan Kahu yang meraih predikat Odf (Open defecation free) atau Desa dengan perilaku hidup bersih dan sehat dengan catatan bersyarat.

Minggu, 24 Desember 2017

Pelan Tapi Pasti, Santai Tapi Serius Adalah Gaya Kepemimpinan Desa Arallae














WTBnews – Pelan tapi pasti dan santai tapi serius adalah gaya kepemimpinan yang diperlihatkan Kepala Desa Arallae Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, Andi Ilham Spd dalam memimpin Desanya yaitu Desa Arallae. Tidak tampak memiliki beban masalah seperti kebanyakan Kepala Desa lainnya, Andi Ilham Spd yang juga merupakan salah satu pegawai staff kecamatan di kecamatan Kahu mampu membuat Desa Arallae pelan tapi pasti perubahan demi perubahan terutama pembangunan berbagai sektor seperti infrastruktur maupun pemberdayaan masyarakat setempat.

   Meski hanya sebagai pejabat sementara yang menggantikan posisi Kepala Desa sebelumnya, Andi ilham Spd mampu membuat gebrakan-gebrakan baru dimana gaya kepemimpinannya yang lincah, gesit, tidak kaku, fleksibel mampu membuat masyarakat Desa tersebut kagum. Bukan tanpa alasan, gaya kepemimpinan tersebut disukai oleh masyarakat Desa Arallae dimana seorang pemimpin itu harus terdepan didalam masyarakat, terbuka dan cepat dalam pengambilan keputusan. Hal ini bertolak belakang dengan pemimpin sebelumnya yang dianggap kaku dan lambat dalam pengambilan keputusan.

   Gaya kepemimpinan yang diperlihatkan Desa Arallae saat ini memberikan dampak positif bagi warga Desa Arallae, terutama dalam kerjasama dimana warga Desa Arallae mulai kompak dalam hal kerjabakti. Ini terlihat sangat mencolok, kerja bakti atau gotong-royong hampir punah ditangan pemimpin sebelumnnya, dimana tidak ada hal semacam ini lebih dari satu dekade atau kurang lebih 12 tahun atau selama 2 periode. Terakhir gotong-royong atau kerja bakti selalu dibudayakan oleh Kepala Desa terdahulu Andi Samsul Jihad, selepas pergantian kepala Desa tidak ada lagi hal semacam itu ditengah-tengah masyarakat.